Minggu, 20 April 2014

ucapan-ucapan itu...

[1]

sajadah indah nan berseri
jadi hiasan di hari suci
sms datang penganti diri
tanda ikatan silaturahmi

mari sucikan diri
dengan saling bermaafan

[2]

"Kadang mata salah melihat
bibir salah mengucap
tangan tak bisa berjabat"

walau hanya dengan tulisan
marilah kita saling memaafkan
dengan itu, semoga kita diberkahi

[3]

Balebat idul fitri tos dongkap
nganteur ngalangkang catetan amal nu meh wekasan
bilih aya kalepatan
luhur saur bae carek basa nu pasalia
janji nu teu pasini
paneda dihapunten tina sadaya kalepatan

[4]

ya Allah...
ijinkan hamba untuk kembali berbuka
untuk kembali merdeka
berikan hamba kesempatan
untuk kembali fitri sebagai makhluk sosial
ridoi hamba menggapai kemenangan
dan merajut kembali silaturahmi yang terputus
di akhir kemuliaan ramadhan

[5]

Tiada kata yang indah selain "Maaf"
tiada perbuatan yang lebih mulia selain "Memaafkan"
tiada yang saling melegakan selain "dimaafkan"

walau tangan tak berjabat
mata tak bertatap
ucap tak terdengar

[6]

Bila ada terselip khilaf
tergores luka dalam hati,
terbelit pilu dalam tingkah,
tersinggung rasa dalam bicara

semoga kita tetap bersama dalam satu jembatan
satu do'a, satu tujuan dalam ridho dan maghfiroh Allah
sucikan hati dan jiwa

[7]

Manusia bukanlah kertas putih tak bernoda,
ada titik dimana emosi memasung nurani & logika

[8]

Meniti hari,
menata hati,
mengharap ridho Ilahi

tiada pemberian yang terindah selain kata maaf,
tiada perbuatan yang termulia selain memaafkan,

andai tangan tak sempat berjabat,
setidaknya seuntai kata masih dapat terungkap

Tipu Daya Setan

Fakta menyatakan bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi aktor kehidupan.

Secara garis besar, masa hidup manusia terbagi dalam tiga fase: awal, sekarang, akan datang. Fase awal pasti sudah terlewati oleh setiap makhluq yang sekarang hidup, dimana ruh ditiupkan ke dalam raga ketika manusia berada dalam kandungan ibu tercinta. Alam ruh dan alam kandungan adalah proses awal dimana manusia dipercaya penuh oleh Allah sang Khaliq untuk menjadi khalifah di muka bumi selama hayat dikandung badan.

Selama sembilan bulan dalam kandungan, (calon) manusia ditempa dengan berbagai asupan dlohir dan bathin supaya menjadi makhluq yang fitrahnya terjaga sampai ajal tiba. Di masyarakat kita, ada budaya "upacara 4 bulan" dan "ritual 7 bulan". Masyarakat Tatar Sunda contohnya, ada upacara mengandung 3 Bulan dan 5 Bulan dilakukan sebagai pemberitahuan kepada tetangga/kerabat bahwa pengandung itu sudah betul-betul hamil, karena seorang perempuan yang mengandung 2 atau 3 bulan belum disebut hamil.

Adapun berubahnya waktu upacara kehamilan menjadi empat bulan, karena pada usia kehamilan itulah saat ditiupkannya roh oleh Allah SWT. pada jabang bayi. Biasanya pelaksanaan upacara Mengandung empat Bulan ini mengundang pengajian untuk membacakan do’a selamat, biasanya doa nurbuat dan doa lainnya agar bayinya mulus, sempurna, sehat, dan selamat.

Dari keseluruhan proses itu semua, ada satu makhluq yang selalu menguntit kemanapun kita pergi, yaitu syaithon ar-rajiim. Kebersamaan makhluq yang satu ini tidak lain dan tidak bukan untuk memanfaatkan kelemahan kita