Sudah jelas bagi orang-orang kafir bahwa tempat kembali mereka adalah Neraka Jahannam, yang Allah gambarkan sebagai tempat kembali yang paling jelek. Ketika orang-orang menikmati ketenangan dan kedamaian rumah (dunia) saat kembali dari tempat kerja, kembalinya orang-orang kafir saat hari akhir (prosesi pertanggungjawaban akhirat) sudah ditunggu oleh api neraka yang menyala-nyala. Jangankan tersentuh, merasakan udara panasnya pun, daging & belulang kita seketika jadi abu.
Secara sederhana, istilah kembali berarti akan ada kehidupan (kita akan hidup lagi) setelah kita mati. Mayoritas --bahkan semua, kuffar tidak percaya adanya hari ba'ats (kebangkitan) setelah alam kubur dilewati. Mereka tidak percaya bahwa setelah mati itu ada kehidupan lagi. Kehidupan abadi yang Allah persembahkan untuk seluruh hamba-Nya sesuai dengan jihad mereka di dunia. Mereka yang berjuang, Allah berikan kesenangan, mereka yang bersenang-senang, Allah berikan kesempatan untuk merasakan bagaimana perjuangan menghindari kesesatan yang dibungkus dengan kesenangan dunia.
Sebelum alam pembalasan dimulai, Allah perjalankan semua makhluq-Nya yang bernama manusia menuju mahkamah Allah yang Maha Adil. Di alam mahsyar, semua orang akan diminta pertanggungjawabannya atas segala perbuatan ketika di dunia. Mulut yang saat di dunia pandai bersilat, Allah kunci dengan rapat. Tidak ada lagi siasat, nego yang sesat, atau kebohongan-kebohongan yang menghancurkan. Kemudian bersaksilah tangan-tangan dan kaki-kaki mereka. Allah buktikan bahwa ayat 65 surat Yasin itu bukan hanya untuk dibaca saja, tapi untuk dipikirkan, direnungkan, dan diaplikasikan ketika di dunia.
Salah satu perbuatan kuffar di dunia yang sering Allah peringatkan adalah negative thinking terhadap Allah. Alam pikir dan memori cerdas yang telah Allah berikan sejak saat kelahiran, hanya mereka pergunakan untuk mempertanyakan dan terus mempertanyakan, kenapa Allah begini, kenapa Allah begitu, tidak berfikir menggunakan akalnya untuk mencerna dan memahami keagungan Allah atas segala sesuatu yang ada di dunia ini.
Meski sudah berkali-kali diberitahu, mereka belum sadar bahwa kemampuan kaki untuk berjalan, gerakan tangan beraktivitas, mata yang mendelik-delik, telinga yang berlubang, hati yang berdegup kencang, hidung yang sesak dengan oksigen, mulut yang seksi, bahkan dua lubang pembuangan, itu adalah karunia Tuhan yang patut disyukuri. Allah bukan peminta-minta, tapi setidaknya manusia mafhum jika Allah minta disembah (ibadah). Persembahan yang diminta pun tidak seberat upacara-upacara adat, dan tidak semahal larungan. Allah hanya minta iman, islam, dan ihsan selama manusia dipercaya di dunia: sejak ditiupkannya ruh sampai Allah panggil pulang melalui malaikat Izrail.
Allah tidak minta manusia untuk mempertanyakan kenapa Allah ciptakan lalat, tapi ALlah menantang manusia untuk membuktikan kehambaannya supaya membedah lalat yang kecil dengan kecerdasan akal. keluhuran budi, dan kerendahan hati. Kemudian, persembahkan hasilnya demi kesejahteraan masyarakat atas nama Allah. Allah tidak minta diagung-agung melalui upacara. Atas nama Dewi Sri, Allah tereliminasi, padahal kalau Yang Kuasa mau, tidak perlu berdetik-detik untuk menghancurkan Dewi Sri. Allah juga tidak minta dilarung atas nama Ratu Laut Kidul. Allah hanya minta, singkirkan kemubadziran, suburkan infaq, jauhi maksiat, syukuri nikmat, dekati rahmat, supaya malaikat lelah mencatat seluruh amal kita.
Saat ini, di dunia manajemen modern, negative thinking adalah perilaku yang menghancurkan tatanan kelembagaan, baik yang mikro maupun yang makro, baik nirlaba apalagi yang berorientasi laba. Mayoritas pelaku sepakat bahwa negative thinking jangan pernah dibawa-bawa dalam pengelolaan. Sekecil atom perasaan negatif terhadap rekan mampu menumbuhkan kecemburuan, menimbulkan ketidakpercayaan, bahkan menjadi benih-benih permuhuhan. Pembunuhan negative thinking terjadi dimana-mana, bahkan yang belum terjun dan belum merasa wajib tahu pun diajak serta assasination.
Jika di dunia bisa dilakukan, kenapa terhadap Allah malah berkebalikan?
Allah janjikan bahwa infaq akan dibalas 10x lipat bahkan 700 faktor perkalian. Kenapa pula logam 100 masih terlempar tatkala Tuhan "mengutus" peminta-minta datang menguji. Bahkan jika tidak mau ngasih pun, lebih rela mata melotot, pasang wajah sangar, dan menampilkan ekspresi melecehkan (merendahkan) dari pada menampilkan bibir tersungging senyuman. Koropak di masjid pun laksana di jalan bebas hambatan. Apakah manusia belum sadar juga, tabungan dunia rawan Century, Bank Duta, dan Bank Bali. Keagungan Allah malah "dilecehkan" dengan film-film bermuatan haram.
Dalam ujian kesucian harta, Allah minta zakat demi kemaslahatan. Tapi apa mau dikata, manusia balas dengan keberatan dan kepura-puraan. Fitrah saja sudah cukup!! uang saya sudah habis untuk keperluan. Kalkulasi pakar ekonomi ahli zakat hanya cukup sampai kertas saja. Trayeknya dilarang sampai kebijakan, karena banyak proyek bertumbangan. Subhaanallah... setan memang cerdas melupakan Tuhan di akal dan hati manusia.
Akhirnya, ujian kita kali ini adalah apakah negative thinking (su'udlon) akan menjadikan kita Musyrik, ataukah cukup orang-orang musyrik saja yang selalu berpikiran jelek?
wallahu a'lam
astaghfilullah al-adliim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar